w LOKAJAYA

Find Us On Facebook

Politik Dan Agama, Semua Capres Di Hujat

Katanya presiden pilihan rakyat, tapi kenyataannya bukan rakyat yang menentukan presidennya. Tetapi rakyat justru di paksa untuk memilih calon yang sudah di tentukan. Oh iya, namanya juga presiden Pilihan rakyat, bukan presiden pengajuan rakyat. Jadi wajar saja kalau terpaksa harus memilih diantara 2 pilihan. Tetapi ada alternatif pilihan ke 3, dan anda semua pasti tau itu apa. Karena saya tidak akan menyebutkan itu. Ya sudahlah, toh sebagai rakyat yang baik harus ikut ambil bagian untuk kemakmuran sendiri.

Tapi anehnya, yang sangat membuat saya kaget adalah ikut campur tangannya para komunitas yang mengatasnamakan Agama. Dan malah membuat fitnah di sana sini dari kedua belah pihak. Padahal para pemuka Agama yang benar-benar paham Agama saja tidak terlalu mengurus, tetapi komunitas atau forum itu malah melakukan kesalahan fatal (menurut saya, kalau tidak suka tolong belajar lagi biar paham). Melakukan kampanye hitam dan membuat fitnah. Apa itu ya hasil yang di dapat dari mengikuti forum? Sepertinya tidak. Tapi terserah mereka saja mau melakukan apa, toh saya tidak peduli. Hanya saja lucu melihat gerombolan orang konyol mengatasnamakan Agama sambil melakukan kampanye hitam untuk memfitnah orang.

Ada lagi forum yang tidak mendukung capres itu dan menjelekkannya. Dengan dalih bahwa kedua capres itu Sekuler atau menurut sata forum itu menginginkan negara agamis (Negara Islam). Tak perlu di negarakan saja Islam itu sangat besar. Tak perlu marah di jelekkan, Islam itu tidak turun derajatnya jika di jelekkan. Tetapi Islam akan turun derajatnya ketika seorang muslim melakukan hal dusta dengan nama Islam.

Silahkan di pikir kembali, dan pilihlah presiden dengan hati masing-masing. Siapapun presidennya silahkan di beri kepercayaan. Dan jangan pernah menyesali pilihan. Berusahalah sendiri jika kamu merasa bahwa negara tidak bisa membantumu.

Ada Tombol Reset Untuk Suatu Hubungan

Pada suatu kehidupan pasti ada suatu permasalahan yang membuat kita mencapai titik jenuh. Dan saat itu pasti dalam keadaan bingung, linglung, gelisah, khawatir, dan parahnya ada yang sampai galau. Seorang yang mengalami keadaan itu tidak bisa dikatakan mengalami depresi, karena yang menuduh depresi hanya orang yang belum pernah mengalami kondisi seperti itu. Tetapi tak banyak orang yang bisa menemukan solusi untuk mengataasi keadaan seperti itu. Mereka hanya terfokus untuk menghindari semua itu. Memang di keadaan yang sulit seperti gambaran simple itu sangat susah untuk menemukan kata "solusi".

Tapi taukah kamu sebenarnya ada solusi untuk menyelesaikan masalah rumit itu?

Sedikit dari sbanyak orang ingin mereset kehidupan mereka. Dan itu adalah hal yang mustahil !!!
Tapi untuk mereset suatu hubungan tidaklah sulit. Hanya perlu saling memahami satu sama lain, dan kembali ke titik 0. Semua bisa dimulai lagi dari awal dan di bangun lagi sampai semua menjadi megah. Itu semua membutuhkan waktu dan komitmen dari semua pihak. Bahkan untuk menghilang dari keadaan setelah meresetnya pun bagiku tidaklah sulit. Semoga bagi yang ingin menirunya juga tidak mengalami kesulitan.


Temukanlah kebahagiaanmu dimana saja kamu berada. Jangan terkurung dalam penyesalan, karena itu adalah kegelapan abadi. Lebih baik terlihat burukmu didepan oranglain dari pada mereka harus mencari keburukanmu. Biar semua orang mencari kebaikanmu. Bukan perkara sulit kan. Hanya menjadi diri sendiri saja.

Hanya yang Mengalami yang Tau Rasanya

Sering orang berbicara dengan sok tau tentang solusi untuk masalah yang ada. Tapi namanya bicara belum tentu tau permasalahan yang sebenarnya. Dan parahnya mereka hanya menduga, mengira-ira, membuat spekulasi, dan tidak ada yang pasti. Menyalahkan apa yang mereka anggap salah, padahal belum tentu itu salah. Tak tau pokok permasalahannya, tapi sudah merasa tau.
Menyuruh agar selalu ada di koridor kebenaran. Kebenaran yang mana dulu. Mungkin kita sudah berbeda arah pandangan, sesuatu yang tak mungkin melihat kearah yang sama. Lakukanlah kebenaranmu, dan aku melakukan kebenaranku. Biarlah sesatku mendapat nerakamu, karena nerakamu belum tentu menjadi neraka buatku. Mungkin malah menjadi surga kebahagiaanku.
Apakah di zaman Rasul mengajarkan untuk memusnahkan kegelapan? Setauku TIDAK. Tetapi beliau merangkul kegelapan dengan baik, dan kegelapan berangsur perlahan tersinari cahaya yang terang, sehingga kegelapan tau apa itu cahaya. Bukan memusnahkan kegelapan !
Tapi saat ini semua itu sudah di manipulasi
Back to top